Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

September 23, 2010

Oleh-oleh Mudik (3A): Melihat Kota Semarang dari Atas Menara

 
Pada saat berkunjung ke Mesjid Agung Jawa Tengah, kami berkesempatan menaiki Menara Asma'ul Husna atau Al Husna Tower hingga lantai tertinggi, yaitu lantai 19 yang disebut lantai pandang. Beruntung, pada saat kami mendekat pintu gerbang masuk tower, antrian pengunjung yang bermaksud masuk tidak begitu panjang sehingga kami tidak perlu lama mengantri untuk mendapatkan tiket, dengan harga 5000 rupiah per orang, dan mendapatkan giliran masuk ke dalam elevator yang tersedia. Wah, elevatornya paling muat untuk sekitar 12 orang, sehingga terbayang jika antrian pengunjung panjang kita akan cukup lama mendapatkan giliran.

Suasana di depan menara. Ada tenda untuk menaungi orang yang antri tiket dan masuk.
 

Orang-orang (Ibu-ibu pakai kebaya tuh!) memasuki elevator untuk naik ke puncak menara

Elevatornya ternyata dioperasikan oleh seorang operator, yang secara langsung mengarahkan kami penumpang elevator ke lantai 19, di mana terdapat lantai pandang berupa anjungan untuk melihat pemandangan di bawah menara. Lucu juga, tombol pilihan lantai pada panel elevator tersebut hanya ada 5 buah! Karena memang menara tersebut hanya memiliki 5 lantai. Nomor 1,2,3,18 dan 19 saja!

Si operator bilang, nanti kalau turun sebaiknya ke lantai 3 dulu, supaya kami bisa terlebih dahulu mengunjungi museum di lantai 3 dan lantai 2. Dari lantai 3 cukup menggunakan tangga ke lantai 2 dan kembali ke lantai satu juga masih menggunakan tangga. Oooh...begitu ya!

Begitu elevator berhenti, pintu terbuka, para penumpang elevator berhamburan ke luar, termasuk Andra dan Sasha yang paling dulu keluar karena mereka berdiri tepat di depan bukaan pintu elevator. Ceria sekali mereka kelihatannya!
Woww....tinggi juga nih tower ini. Pandangan kami bisa jauuuh...ke depan. Semua yang di bawah bisa terlihat.

Terasa angin bertiup kencang menerpa kami. Sekeliling anjungan tersebut adalah pagar stainless yang cukup tinggi. Iyalah, pagar sangat diperlukan supaya lantai pandang tersebut aman apalagi banyak anak-anak yang ikut naik ke sini, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau juga supaya tower itu tidak disalahgunakan oleh orang yang putus asa yang ikut menyelusup naik...:)

Andra dan Sasha, di belakangnya pemandangan kota Semarang

Anak-anak tampak bergembira dan takjub melihat pemandangan di bawah sana. Kompleks Mesjid Agung Jawa Tengah (MAJT) bisa terlihat utuh, lalu bahkan hampir seluruh bagian kota Semarang bisa terlihat sini. Bahkan, pelabuhan Tanjung Mas dan laut pun terlihat, meskipun samar-samar. Andra dan Sasha berinisiatif, mereka menukar uang 5 ribuan mereka dengan koin 500an di tempat penukaran koin yang disediakan. Akhirnya mereka memanfaatkan teropong yang tersedia di sana untuk melihat dengan lebih jelas pemandangan kota Semarang. 500 perak untuk 1 menit pemakaian. Cukup murah!
Lumayan, dengan teropong tersebut, kita bisa melihat lebih jelas objek yang mau kita lihat.


Dengan antusias anak-anak mengamati pemandangan nun jauh di bawah sana dengan teropong.

Lihat saja objek2 yang bisa dilihat!


Atap mesjid utama dengan latar belakang kota Semarang di kejauhan


Pusat keramaian kota Semarang, kawasan Simpang Lima

 Bahkan pelabuhan Tanjung Mas pun terlihat! Samar-samar Laut Jawa di belakangnya.

Setelah anak-anak merasa puas melihat-lihat dan meneropong di lantai 19 itu, juga saya telah selesai mengambil gambar-gambar pemandangan yang menarik, kami pun kembali masuk elevator. Kami turun ke lantai 18, yang di sana ada rumah makan/resto Kampoeng Menara yang menu andalannya bakso kotak. Makan bakso dulu sambil menikmati pemandangan di bawah dari balik kaca jendela resto. Seperti yang sudah saya ceritakan di posting sebelumnya.



Resto Kampoeng Menara, lokasi eksklusif harga standar!

Singkat kata, selesai makan, kami turun ke lantai 3. Benar, ternyata memang ada museum yang cukup menarik untuk dikunjungi, Museum Perkembangan Islam di Jawa Tengah.

Ini di bagian luarnya!

Tulisan di atas pintu dan bentuk pintu yang berhiaskan ornamen tradisional Jawa, masuk ke dalam museum di lantai 3 tersebut.

Seperti apa di dalamnya? Ada Al Qur'an raksasa, ada Al Qur'an dengan tulisan tangan, dan objek-objek bersejarah serta bernilai lain yang berhubungan dengan perkembangan Islam di Jawa Tengah maupun di Indonesia.

Lukisan relief dari tembaga
Suasana di dalam museum

Sayangnya, belum puas kami melihat-lihat keseluruhan isi museum di lantai 3, petugas memberitahu bahwa waktu istirahat (pukul 11.30) segera tiba, jadi kami harus segera meninggalkan ruangan. Wah, sayang banget tuh!
Turun ke lantai 2 pun, sama, museum yang di lantai 2 segera tutup untuk istirahat. Yaaaakh.....! Sudah deh, kita keluar saja. Lagipula sudah mau tiba waktunya sholat Dhuhur!


Menuruni tangga dari lantai 3 ke lantai 2

Jika anda datang ke Mesjid Agung Jawa Tengah, tidak akan lengkap rasanya kalau anda tidak naik ke puncak Menara Asma'ul Husna atau disebut pula Al Husna Tower. Bener deh, nggak akan menyesal!

No comments :

Post a Comment