Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

February 25, 2010

OVJ: Properti Yang Berbahaya


Acara Opera Van Java di TransTV yang sedang naik daun atau juga acara contekannya di stasiun TV lain, sering menampilkan adegan lucu (Apa tidak lucu ya?) pemukulan atau kejahilan para pemainnya terhadap pemain lain yang menggunakan barang-barang tiruan dari aslinya yang terbuat dari styrofoam. Pada saat adegan itu terjadi, selalu di layar ditampilkan teks “Properti yang digunakan terbuat dari bahan lunak dan tidak membahayakan”. Di setiap episode, selalu ada adegan seperti itu, dan dalam satu episode tayangan, beberapa kali teks tersebut muncul, yang artinya adegan serupa, meskipun propertinya berbeda, terjadi beberapa kali.

Seorang rekan blogger di Kompasiana menyoroti adegan itu dari aspek psikologis, bahwa adegan pemukulan atau apapun bentuknya yang menggunakan properti tersebut meskipun barang tiruan berpotensi mengajarkan sikap kekerasan terhadap anak-anak yang menjadi salah satu komponen penonton terbesarnya. Kelucuan slapstik yang ditonjolkan di acara itu yang sebenarnya tidak mendidik masyarakat (kasarnya sih tidak lucu), akan mendorong anak-anak yang belum mengerti (dan belum bisa membaca juga) untuk meniru adegan kekerasan tersebut.

Dari aspek lain, memang benar properti (barang-barang) tiruan tersebut tidak melukai pemain yang dipukul atau yang dijahili. Namun kalau kita pikir lebih mendalam, akan timbul pertanyaan. Apakah benar properti itu tidak membahayakan? Tidak membahayakan buat siapa?

Bahannya memang lunak, mudah patah ataupun hancur kalau dipukulkan atau dipukul atau pun ditendang, sehingga tidak mencederai para pemain yang menjadi korban kelucuan atau kejahilan itu. Namun, bagaimana sisa barang-barang/ properti tadi yang sudah rusak selesai syuting acara? Dibuang tentunya.
Dibuang ke mana?

Itu dia!

Hampir semua kita tahu bahwa styrofoam adalah salah satu jenis material plastik yang tidak bisa didaur ulang, tidak bisa diolah dan dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang berguna. Dibiarkan di alam pun sampai ratusan tahun tidak musnah-musnah, karena tidak ada mikroorganisma yang mau mengurainya (nggak enak, kata si mikroba). Satu-satunya cara memusnahkan styrofoam ini adalah dengan cara dibakar. Namun dengan dibakar pun, pasti ada sisa abu berupa karbon atau senyawa lain yang kemungkinan besar juga tidak bisa diurai. Belum lagi asap hasil pembakaran itu menjadi gas yang baunya tidak sedap untuk dihirup selain beresiko membahayakan kesehatan.
Memang bandel si styrofoam ini!
Lingkungan ini makin rusak dengan banyaknya styrofoam, baik dibiarkan menumpuk maupun dibakar.

Mengapa acara seperti OVJ ini di setiap episode-nya selalu memaksakan ada barang yang terbuat styrofoam? Apakah supaya komedinya menjadi lebih lucu karena ada adegan pemukulan atau kejahilan di antara pemain dengan digunakannya barang-barang yang justru akhirnya rusak? Atau ada faktor lain, misalnya karena ada sponsor perusahaan styrofoam yang ingin produknya laku dibeli dan digunakan?

Memang bukan hanya dalam acara tersebut styrofoam digunakan, di kehidupan sehari-hari juga kita terlalu akrab dengan styrofoam, yang sebenarnya berbahaya untuk lingkungan. Namun, untuk acara yang menghibur seperti ini, mengapa juga harus menggunakan bahan2 yang berbahaya? Ingat lho, di banyak negara styrofoam ini sudah dilarang penggunaannya!

Kalau kita mau lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan, kita harus menuntut kepada produser acara OVJ agar tulisan yang muncul pada setiap berlangsung adegan kelucuan yang menggunakan properti tersebut menjadi “Properti ini terbuat dari bahan yang berbahaya untuk lingkungan, meskipun tidak mencederai tubuh”

Setuju kan?
Kalau tidak setuju, silakan hirup banyak-banyak gas asap pembakaran styrofoam ini...he.he.he...

Salam,

CP, Feb 2010
http://umum.kompasiana.com/2010/02/25/ovj-properti-yang-berbahaya/


February 6, 2010

Pemakzulan....makzul lo?

Kini, ada istilah baru yang sedang populer di media massa. Istilah ini adalah adalah "pemakzulan", yang berhubungan dengan kasus skandal Bank Century. Katanya, ada wacana sebagian anggota parlemen untuk melakukan pemakzulan terhadap Presiden dan Wapresnya, SBY-Budiono.

Pemakzulan? He.he.he..istilah baru dan cukup aneh didengar. Makzul, diberi imbuhan pe-an, menjadi pemakzulan. Apakah sejenis dengan Maknyus, atau mungkin Makerot? He.he.he..

Sudah ada beberapa teman blogger yang membahas istilah ini, lengkap dengan guyonannya, menghibur diri kita karena carut marutnya kasus ini yang bikin otak puyeng karena ketidakmengertian kita akan bagaimana sebenarnya kasus ini.

Ada yang memplesetkan "makzul" ini dengan "Mak Zul" emaknya si Zul, atau juga istrinya Pak Zul. Akhirnya kalau SBY dan Budiono di-"makzul"-kan, artinya mereka menjadi dipanggil Mak Zul, yang tidak mungkin karena mereka adalah laki-laki, he.he.he...

Memangnya, artinya apa ya? Apakah istilah ini berasal dari bahasa Indonesia?
Coba kita mencari referensi, melihat kamus yang ada.

Ternyata....makzul itu adalah padanan kata bahasa Inggris impeachment, yang merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab. Impeachment yang berarti pernyataan ketidakpercayaan seseorang/badan terhadap seorang pejabat dan permintaan terhadap orang tersebut untuk turun dari jabatannya. Jadi seperti dinyatakan di atas, sebagian anggota parlemen sedang berpikir untuk bisa menurunkan SBY-Budiono dari jabatannya sekarang, karena dianggap bersalah dalam kasus Bank Century itu dan tidak becus mengejar target pemerintahan di masa 100 hari. Dimakzulkan!

Yaa…ternyata impeachment!
Istilah yang lebih dulu populer dibandingkan pemakzulan, apalagi kalau kita mengikuti perkembangan politik dan ekonomi dunia pada saat Bill Clinton sang presiden negara adikuasa sedang menghadapinya gara-gara sebuah skandal seks!

Pemakzulan = impeachment
Kalau kita lihat kata impeach, ada kata peach-nya, yang berarti buah persik atau warna peach (coklat krem).
Apa bisa ya pemakzulan diplesetkan menjadi ketidakpersikan? He.he.. kan pemakzulan = impeachment, sementara impeach = tidak persik….jadi ngawur!

Terus, kalau dengar kata persik, pasti pikiran kita terbayang Dewi Persik dengan goyang tukang kayunya, he.he..alias goyang gergaji!

Tapi kalau kita dengar istilah makzul atau impeach, langsung kita membayangkan SBY-Budiono yang baru duduk di tampuk kekuasaan seratus hari lebih ini, yang harus mempertahankan kedudukannya erat-erat karena kursinya digoyang cukup keras. Kasihan ya! Orang-orang nih senangnya ribut melulu, bukannya mengurus membela rakyat supaya nasibnya lebih baik dari tahun ke tahun. Orang-orang beginian yang harus kita makzulkan.

Anda pun kalau ditunjuk jadi pejabat atau wakil rakyat tapi tidak membela rakyat, sehingga si Mak Zul susah cari makan, harus siap untuk dimakzulkan.

Atau anda yang belum menikah sudah punya pacar, dan anda tidak setia terhadap pacar anda itu, siap-siap juga untuk dimakzulkan.

Ha.ha.ha…makzul lo?


CP, Feb 2010
http://www.ceppi-prihadi.co.nr