Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

April 17, 2010

Jatuhnya Saham Carrefour ke Tangan Perusahaan Nasional

Membaca berita dibelinya saham Carrefour (http://properti.kompas.com/read/xml/2010/04/17/07193646/%20Saham.Carrefour.Dibeli.Trans.Corp-12) oleh Trans Corp sedikit membuat kita berlega hati.



Masalahnya selama ini kita miris melihat sepak terjang perusahaan retail raksasa asal Perancis ini dalam mengobrak-abrik lahan bisnis para pedagang bermodal kecil di negeri kita. Dari waktu ke waktu dibuka gerai baru, mulai dari di ibukota provinsi, menyebar ke kota-kota lain yang dianggap berpotensi secara ekonomi. Pedagang-pedagang kecil di pasar-pasar tradisional tentu saja sulit bersaing dengan retail raksasa ini, meskipun dihibur oleh kata-kata dari pemerintah daerah yang memberi izin pembangunannya: "konsumen Carrefour berbeda dengan konsumen pedagang-pedagang di pasar tradisional". Berbeda memang iya, tapi berapa banyak konsumen warga masyarakat yang beralih dari pasar-pasar tradisional ke pasar modern hypermarket ini? Dari hari ke hari makin banyak, seiring dengan meningkatnya standard kehidupan masyarakat dan tuntutan di zaman modern ini di mana penyedia jasa maupun barang harus sanggup memberikan kepastian kualitas, kepastian waktu, kepastian ketersediaan barang, dan tentu saja kenyamanan. Termasuk saya, juga mungkin termasuk anda yang beralih.
Mana yang lebih anda suka, belanja berbecek-becek di pasar tradisional serta harus pintar-pintar menawar harga kalau tidak ingin rugi karena mendapat barang dengan harga mahal, atau belanja di tempat nyaman bersih ber-AC dengan harga pasti (ada yang murah, ada juga yang lebih mahal)? Anda bisa menjawabnya sendiri.

Di satu sisi, keberadaan retail raksasa dengan modal besar menyadarkan para pengusaha dalam negeri untuk belajar bersaing. Bersaing secara sehat dan positif untuk meningkatkan segalanya, dalam memuaskan konsumen pembeli. Menjaga kualitas barang dan jaminannya, selalu memelihara ketersediaan barang, lengkap dan banyak pilihan dengan rentang harga bervariasi, memberikan harga terbaik untuk konsumen, serta meningkatkan dan memelihara kenyamanan tempat belanja.
Di sisi lain, persaingan itu belum saatnya dialami oleh sebagian besar para pedagang kecil di kita. Mereka masih kekurangan modal. Mereka masih butuh bimbingan dari pemerintah daerah dan juga dari pengusaha lain yang lebih dahulu berhasil. Mereka juga butuh infrastruktur yang lebih baik seperti pasar yang lebih tertata, bersih, aman dan nyaman, yang sekarang ini masih merupakan tugas pemerintah daerah dalam menyediakannya. Apakah dukungan yang dibutuhkan mereka itu sudah tersedia? Belum.

Kembali ke berita pembelian saham Carrefour (C4) tadi. Itu merupakan berita menggembirakan kita, di saat kita prihatin banyak perusahaan negara kita dijual ("dicaplok") oleh pihak asing, masih ada perusahaan multinasional yang diambil alih oleh perusahaan nasional. Gembira karena kita menjadi punya harapan, bahwa dengan kepemilikan 40% saham C4 oleh Trans Corp yang kita kenal lewat bisnis boardcastingnya TransTV dan Trans7 itu, perhatian pemilik modal yang diwakili dewan komisaris dan termasuk dewan direksi terhadap nasib pedagang kecil pribumi akan lebih besar. Juga harapan bahwa keuntungan dari perusahaan itu tidak banyak yang lari ke luar negeri, melainkan lebih banyak kembali ke dalam negeri Indonesia. (Eh, ada juga yang gembira karena katanya C4 sebelumnya dimiliki oleh orang Yahudi(?)!) Saya kutip sebagian dari berita itu:
"Sebagai pemilik, Trans Corp juga meminta untuk memastikan bahan pokok bisa dijual dengan harga terbaik demi membantu masyarakat. Bahan pokok juga merupakan pengontrol inflasi. Pedagang kecil juga dijanjikan diberikan fasilitas berdagang yang disebut pojok rakyat."

Kita anggap hal ini menjadi janji pemilik C4 yang diwakili oleh komisaris dari pihak Trans Corp dalam hal memberikan pelayanan lebih baik kepada masyarakat Indonesia. Tidak hanya mencari keuntungan, namun harus bisa mendistribusikan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dengan harga terbaik. Juga perhatian terhadap pedagang pengusaha kecil dengan disediakannya fasilitas/tempat berdagang, hal ini jangan hanya menjadi lips service, namun harus bisa diwujudkan secara konkrit dalam satu tahun ke depan ini.

Didiklah para pedagang kecil itu dan juga para produsen kecil bagaimana berbisnis secara profesional, ajaklah mereka bersaing secara sehat, dan tentu karena mereka modalnya jauh lebih kecil daripada C4, adalah kewajiban anda untuk menyisihkan sebagian keuntungan anda untuk pembinaan mereka. Jangan membuat keadaan produsen kecil yang mensubsidi C4, melainkan sebaliknya, berilah mereka kesempatan bekerja sama dengan C4 dan mendapat keuntungan yang wajar. Selanjutnya, jangan memonopoli semua lahan bisnis yang ada, bagilah juga buat mereka-mereka yang lebih membutuhkan. Ingat, C4 masih dalam digugat KPPU dalam kasus monopoli!

Salam,
CP, April 2010
http://ceppi-prihadi.blogspot.com/2010/04/jatuhnya-saham-carrefour-ke-tangan.html

No comments :

Post a Comment