Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

August 21, 2009

Berapa kalikah RI panjang umur?

“Dirgahayu Republik Indonesia Ke-64”

Begitulah tulisan pada spanduk yang terpampang di bagian atas bangunan kantor Jamsostek di seberang jalan dari sekolah anak saya, dan kebetulan saya lihat sepulang mengantar anak saya mengikut ekskul di sekolahnya hari Sabtu minggu lalu. Tulisan itu mungkin biasa saja bagi kita, karena memang kita berada dalam suasana kemeriahan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan negara kita yang ke-64.

Tiba di rumah, langsung membaca koran Kompas, saya mendapatkan 3 iklan berukuran cukup besar yang mengandung tulisan ucapan selamat ulang tahun RI dengan kata-kata yang sama atau kurang lebih serupa dengan yang tadi pada spanduk, "Dirgahayu Republik Indonesia Ke-64” dan “Dirgahayu Kemerdekaan RI Ke-64”.









Iklan 1









Iklan 2









Iklan 3

Ada yang salah memang dengan kata-kata dalam kalimat itu? Kalimat yang mungkin kita dapati tidak hanya di koran atau spanduk-spanduk di sekitar tempat tinggal kita, tetapi bisa juga di media-media lain dan juga di banyak tempat di Indonesia.
Memang iya, ada yang salah! Kalimat ini mengandung kesalahan logika, yang mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan orang akan makna kata "dirgahayu".
Lho, memangnya apa arti kata “dirgahayu” ini?

Nah, anda tahu toh! Iya, arti “dirgahayu” ini adalah “berumur panjang” atau “panjang umur”. Kalau anda belum tahu, anda bisa buka Kamus Besar Bahasa Indonesia kita, atau bisa juga kita akses kamus itu secara online dengan alamat http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/
Akan tetapi saya yakin, sebagian besar di antara anda pasti sudah tahu artinya.

Sekarang coba kita ganti kata “dirgahayu" pada kalimat di atas dengan "panjang umur"!
Kalimatnya menjadi "Panjang Umur Republik Indonesia Ke-64" dan "Panjang Umur Kemerdekaan RI Ke-64"
Walah! Kok jadi aneh ya?

Memang aneh! Panjang umur kok pakai embel-embel ke-64. Berarti panjang umurnya berkali-kali dong! Panjang Umur RI Ke-1, Panjang Umur RI Ke-2, dan seterusnya yang tentu saja aneh.
Atau kedua kalimat itu bisa juga mengandung arti ada Republik Indonesia Ke-1, Ke-2, dan seterusnya hingga Ke-64. Lucu bukan!

Sebenarnya sudah berkali-kali kesalahan seperti dalam kalimat-kalimat itu diulas dan dibahas di berbagai media, baik itu media cetak maupun media elektronik. Juga di dunia blog, ada ratusan blog yang membahas kesalahan itu dan menjelaskan bagaimana seharusnya. Saya juga sudah bosan membaca ulasan dan pembahasannya, tetapi lebih bosan lagi melihat kesalahan itu masih dipamerkan juga, terutama di area-area publik atau dalam forum resmi.

Kenapa orang tetap melakukan kesalahan seperti itu? Apakah karena kekurangpedulian kita terhadap logika berbahasa? Ataukah karena kita malas untuk mengetahui arti suatu kata yang jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari? Atau mungkin anda sebenarnya tahu kesalahan itu, tapi tidak berdaya mengikuti arus kesalahan yang dilakukan oleh orang lain?

Kalau anda sudah tahu itu salah, mulai sekarang, janganlah dilakukan. Dan mulailah kita perbaiki penggunaan bahasa kita, karena bahasa yang benar secara logika dan juga benar penggunaan kata-katanya akan lebih mudah dipahami oleh orang lain dan menunjukkan bagaimana logika berpikir kita juga. Jika ada satu kata yang kurang kita pahami artinya, lebih baik kita buka kamus terlebih dahulu supaya kita jadi tahu persis artinya daripada salah menggunakannya. Semaksimal mungkin kita tidak melakukan kesalahan yang sebenarnya jelas salah!
(Nah, frasa "semaksimal mungkin" itu juga salah tuh! Masak sudah maksimal ditambah lagi mungkin! Tidak logis!...he.he.he...)
Berbahasa yang benar memang perlu konsistensi dan ketelitian.


Dari Sabang sampai Merauke
Dari Miangas sampai Pulau Rote....

Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke-64!

Dirgahayu Republik Indonesia!
Panjang Umur Republik Indonesia!
Jayalah Bangsaku, Jayalah Negaraku.


(CP, Agustus 2009)


No comments :

Post a Comment