Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

March 28, 2009

Indonesia: Antara Belanda dan Inggris

Ada satu pertanyaan yang sering dilontarkan orang sehubungan dengan keadaan negara kita yang dari dulu disebut negara berkembang (developing country) dan sampai saat ini masih juga masih negara berkembang. (he..he..he..kapan jadi negara majunya ya? Tapi saya nggak sinis lho!)

Pertanyaan itu adalah: Apakah dijajah Inggris lebih baik dibandingkan dengan dijajah Belanda?

Waduh, yang namanya dijajah, mana ada yang lebih menguntungkan dan lebih baik!

Tapi tetap saja ada orang yang membanding-bandingkan, antara dijajah Belanda dengan dijajah Inggris. Biasanya perbandingannya selalu menyimpulkan bahwa dijajah Belanda itu jauh lebih buruk dibandingkan dengan dijajah oleh Inggris. Sebagai bukti ditunjukkanlah negara tetangga kita Malaysia dan Singapura yang bekas jajahan Inggris. Jika dibandingkan dengan negara kita yang bekas jajahan Belanda, kedua
negara itu sudah jauh lebih makmur dibandingkan negara kita. Kenapa ya?

Ini argumentasinya.
Salah satu kelebihan Inggris adalah sistem manajemen pemerintahan wilayah jajahannya. Sebagai negara industri yang berpikiran progresif, Inggris mendidik rakyat wilayah jajahannya supaya pintar. Oleh mereka dibangunlah infrastruktur/sekolah-sekolah dan sistem pendidikan yang sesuai dengan rakyat wilayah jajahan itu.
Dengan pintarnya rakyat jajahan, Inggris bisa mendapatkan pegawai murah yang bisa mereka manfaatkan dalam pengelolaan negara jajahan tersebut. Juga dengan pintarnya rakyat di negeri jajahan, akan terciptalah pasar yang cukup besar untuk industri Inggris.
Selain itu pula, sistem koloni dari Inggris yang menganggap bahwa wilayah jajahannya adalah bagian dari negara mereka, sehingga mereka pun berusaha untuk memikirkan masa depan dari negara jajahannya. Bahkan sampai sekarang, masih ada keterikatan negara2 bekas jajahan Inggris dengan bekas penjajahnya melalui sebuah organisasi yang
disebut Commonwealth (Persemakmuran). Lucu ya? Apakah itu bukti bahwa Inggris merasa berhutang budi kepada bekas negara-negara jajahannya atau sebaliknya? Wah, saya kurang tahu.
Jika ada pertanyaan kenapa Hongkong dan Singapura menjadi 2 negara perdagangan yang termasuk termaju di dunia, salah satu jawabannya adalah karena ada pengaruh Inggris di sana. Bagaimana sistem administrasi dan pemerintahan Inggris yang terkenal rapi dan terstruktur berpadu dengan keuletan dan kelihaian berdagang etnis Cina. Memang betul jawaban itu. Saya pribadi sangat setuju.

Beda dengan Belanda yang berpikiran konservatif. Mereka justru membiarkan rakyat jajahannya agar tetap bodoh dan miskin supaya mereka menurut dan tidak melawan mereka. Karena kebanyakan bisnis mereka perkebunan dan hasil bumi, maka hanya dibutuhkan tenaga-tenaga kasar, sehingga mereka merasa tidak membutuhkan orang yang pintar.
Kalaupun akhirnya di Indonesia didirikan sekolah-sekolah, itu terjadi setelah VOC dibubarkan dan di Belanda lahir gerakan Politik Balas Budi pada akhir abad 19, gerakan yang memikirkan nasib rakyat di wilayah jajahan mereka, supaya lebih baik daripada sebelumnya.
Aduh, kasian deh kita, kalau argumentasi ini benar. Sial banget kita dijajah Belanda, negara kecil yang nyempil di Eropa itu.

Kalau kita melihat bagaimana orang Singapura dan Malaysia cas cis cus berbicara bahasa Inggris, hal itu makin memperlihatkan kepada kita bahwa ada yang diwariskan dari Inggris terhadap mereka. Sementara kita, aduh bahasa Belanda kagak bisa, bahasa Inggris juga pas-pasan.
Hanya orang-orang tua kitalah yang berkesempatan sekolah di sekolah Belanda yang bisa, seperti misalnya Pak Radennya Unyil he..he..he...
Dan banyak di antara mereka yang sudah meninggalkan kita. Sementara kita yang masih ada, sudah tidak mewarisi lagi kemampuan bahasa Belanda itu. Saya sendiri cuma tahu, kalau bengkel, montir, dongkrak, dosen, preman, suster, wortel itu adalah kata-kata serapan dari bahasa Belanda. Atau saya juga masih ingat umpatan terkenal
serdadu kumpeni ”God verdomme zeg jij inlander!” (Artinya kira-kira ”Keparat kau, dasar pribumi!”. Aduh, kasar sekali! Sakit hati rasanya kalau dengar ucapan ini). Dulu pernah diucapkan di beberapa film perjuangan waktu tivi masih cuma ada TVRI setiap menjelang 17 Agustus.

Apakah benar penyebab ketidakmajuan atau kebelummajuan kita itu karena kita dulunya dijajah Belanda dan bukan dijajah Inggris? Tentu saja tidak 100% benar. Penentunya adalah kita sendiri!
Mau dijajah Inggris, mau dijajah Amerika (seperti Filipina), atau negara lainpun, kalau kita sendiri memang tidak mau maju dan memperbaiki diri, ya sampai kapanpun kita tidak akan maju.

Bener kan, Tuan Meneer? He..he..he…(Bersambung)

©CP, Februari 2009

1 comment :