Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

December 13, 2013

Masquerade Unik, Nyeni en Kreatif

Mendengar kata masquarade ini, pasti sebagian dari kita teringat akan sebuah lagu jadul yang cukup populer sejak beberapa dekade yang lalu hingga kini. Ada yang bisa menyanyikannya? Penyuka lagu-lagu lawas pasti bisa. Lagunya memang cukup enak didengar dan tentunya enak pula untuk dinyanyikan.

Masquerade yang akan saya paparkan di sini adalah sebuah program TV dari negeri sakura, yang ditayangkan oleh sebuah stasiun TV kita. Acara yang diputar setiap Minggu Pkl 13.00 WIB ini, menurut penilaian saya bisa menjadi salah satu alternatif tontonan yang layak dipilih, di tengah-tengah serbuan tayangan televisi yang kurang bermutu dan kurang mencerdaskan buat anak-anak kita, yang hanya menonjolkan aspek hiburannya tanpa sedikitpun memperhatikan aspek pendidikannya.

Program Masquerade, yang berbentuk variety show atau gameshow ini sangat menghibur sekaligus merangsang otak kita, dan tentunya anak-anak kita, untuk selalu kreatif dan inovatif. Terlebih program ini berasal dari Jepang, yang merupakan salah satu bangsa berkreativitas paling tinggi di dunia. Di layar televisi ini, kreativitas dan keunikan orang-orang Jepang diperlihatkan. Mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana.


Dalam acara ini peserta diminta untuk menampilkan peragaan (performance) berupa tiruan gerakan, benda, orang, kostum, kejadian atau yang lainnya, dengan menggunakan alat-alat bantu yang disiapkan oleh peserta sendiri. Sebagai contoh, kapal laut yang berlayar di tengah-tengah ombak, atau burung-burung yang beterbangan di atas awan, atau gerakan seorang penampil ala 'matrix' dengan slow motion menghindari peluru yang melesat menuju dirinya. Gerakan-gerakan yang atraktif, alat-alat peraga yang dibentuk dan digambar untuk mendukung adegan, dan perpindahan adegan ke adegan lain yang berlangsung dalam waktu singkat. Menjadi pertunjukan seni, ketrampilan dan ajang unjuk kreativitas serta daya olah pikir para pesertanya! Yang bisa menular kepada orang-orang yang menyaksikannya.

Peragaan yang ditampilkan di setiap episodenya selalu menarik sekaligus sangat mengasyikkan, membuat decak kagum, dan kadang-kadang menimbulkan kegelian karena lucu. Dan di balik peragaan tersebut adalah seorang peserta atau bisa juga dua-tiga orang peserta, atau bahkan keroyokan dengan banyak peserta. Tidak jarang pula pesertanya adalah anak-anak!

Dengan gerakan yang dilatih cukup lama, dengan ketrampilan yang butuh ketekunan untuk menguasainya, dengan koordinasi antar peserta yang harus mulus, dengan alat-alat bantu yang bisa sederhana dan ada juga yang rumit dibuatnya, mereka menampilkan sebuah pertunjukan layak tonton kepada hadirin di studio dan pemirsa televisi. Singkat berdurasi sekitar 30 detik hingga sekitar 90 detik.

Sebagai gambaran, saya ilustrasikan beberapa contoh kreativitas peserta dalam sebuah episodenya:

- Seorang anak usia SD mempertunjukan berbagai jenis jam dengan menggunakan seluruh bagian tubuhnya, didukung alat peraga tentunya. Saat memperagakan jam kukuk, si anak menggunakan semacam topeng bergambar jam di wajahnya dengan lubang pada bagian tengahnya, di mana lidah si anak bisa menjulur melewatinya mengeluarkan boneka kecil berbentuk burung.
Di saat yang lain si anak memperagakan jam pasir, dengan memanfaatkan alat bantu kain dua warna yang dikenakan dan dilepas di tubuhnya.
Kreatif dan cekatan sekali si anak, terutama saat berganti dari satu model ke model jam yang lain.

- Seorang pria memperagakan kereta api uap yang berjalan di atas rel. Dengan mengenakan alat peraga dari papan atau kertas berbentuk kereta api yang dipasang di kepalanya dan memanjang ke samping, pria tersebut bergerak menggeser kereta api tersebut, seraya menggerakkan salah satu tangannya yang memegang sikat gigi, berputar dan maju mundur menggosok-gosok giginya. Sementara tangan yang lainnya terlihat mengusap-usap rambutnya, berkeramas dengan shampoo tentunya.
Sikat gigi itu seolah-olah merupakan roda kereta api yang berputar dan lengan rodanya bergerak maju mundur naik turun. Di lain pihak, rambut yang penuh busa menggambarkan asap yang keluar dari cerobong kereta api tersebut.
Dilihat dari arah penonton, kereta itu bergerak dari kiri ke kanan, dengan rodanya berputar dan juga asap mengepul ke arah kiri. Gujes-gujes...kuik-kuik...!
Kreatif sekali!

- Dua anak perempuan memperagakan pertandingan tinju. Muka mereka diwarnai coklat, yang nantinya muka mereka itu menjadi badan dua orang petinju yang bertanding. Sementara di atas kepala mereka dipasang bentuk kepala petinjunya.
Rambut diikat di kedua sisi, membentuk tangan petinju dengan ujung rambut dipasang sesuatu berbentuk menyerupai sarung tinju. Muka mereka juga ditutup kain yang membentuk celana dan kaki petinju.
Jadilah kedua anak perempuan itu memperagakan dua atlet yang sedang bertanding tinju, dengan menggeleng-gelengkan kepala mereka, sehingga tangan yang berasal dari rambut saling memukul badan lawannya.
Lucu...Sederhana tapi unik. Dan tentu saja kreatif.

- Seorang perempuan berpakaian ibu rumah tangga yang sedang membersihkan rumah, tiba-tiba diganggu sekelompok kecoa. Satu kali digebuk dengan alat penggebuk, kecoa itu mati. Muncul kecoa lain. Digebuk lagi, mati juga. Tapi muncul lebih banyak lagi kecoa lain yang berniat menyerang si perempuan. Selanjutnya pertunjukan itu berubah menjadi pertempuran antara si perempuan dengan kelompok kecoa. Kedua belah pihak ternyata sama-sama hebat. Yang perempuan ternyata jago kungfu dengan gerakan kaki meloncat dan menerjang, sementara kecoa-kecoa dengan lincahnya berusaha menghindar dari gebukan si perempuan.
Sampai gerombolan kecoa hampir kalah, muncullah raja kecoa berukuran raksasa yang menantang si perempuan. Kuat dan sakti sekali si raja kecoa ini, digebuk berkali-kali tidak mempan. Namun akhirnya berkat kecerdikan si perempuan, raja kecoa itu menjadi berantakan dan pecah berkeping-keping tubuhnya tersedot memasuki kantung vacuum cleaner yang diarahkan oleh si ibu rumah tangga itu.
Itu ceritanya, yang kita pahami dari tampilan tokoh-tokohnya, atribut, gerakan dan gambar latar belakang yang sangat mendukung.  Gerakan-gerakan penampil, baik si perempuan maupun kecoa-kecoa, sungguh sangat atraktif dan benar-benar ekspresif sehingga patut diacungi jempol. Si perempuan ternyata menggunakan dua kaki palsu bercelana dan bersepatu hitam di bagian depan tubuhnya, kaki aslinya menggunakan celana dan sepatu putih, yang digerak-gerakan oleh seseorang berbaju putih (berkamuflase dengan latar belakang yang serba putih juga) secara luwes dan lincah, sehingga terlihat si perempuan seorang diri melakukan gerakan kungfu yang dahsyat. Sementara kecoa-kecoa digerakkan oleh beberapa orang yang bersembunyi di belakang background dan berkamuflase juga, sehingga terlihat amat natural dan memberikan kesan gesit menghindari gebukan tadi. Termasuk juga saat raja kecoa muncul dan beraksi, digerakkan oleh para penampil pendukung itu.
Sungguh satu unjuk koreografi yang amat luar biasa, menakjubkan dan mengagumkan!
Dan memang usai yang satu ini, terlihatlah semua pemain pendukung, di balik performance tadi, yang ternyata lebih dari 5 orang.

Setiap selesai satu performance, diperlihatkan papan lampu score yang akan menyala 20 buah jika nilai yang diperoleh penampil tadi  maksimal dan 15 lampu minimal untuk mendapatkan hadiah/medali. Muncul pula pembawa acara yang mengomentari bagaimana bagus dan menariknya pertunjukan tadi.

Berikutnya ditampilkan juga para juri pemberi nilai, yang nilainya antara 0 sampai 2 tiap juri, beserta komentar mereka terhadap penampilan peserta. Komentar juri lucu-lucu dan ditambah memang tingkah laku orang Jepang yang ekspresif serta lucu-lucu, membuat lebih berkesan dan semaraknya acara Masquerade ini.

Dari hasil penilaian ini, timbul kegembiraan dari peserta-peserta yang penampilannya mendapatkan nilai paling tidak 15 poin. Apalagi mereka yang mendapatkan maksimal 20 poin! Hadiah sudah menanti dan yang paling penting adalah bahwa mereka merasa jerih payah mereka tidak sia-sia dengan dinilai bagus oleh juri.

Di saat yang lain, akan terpancar kesedihan dan kekecewaan dari peserta yang nilainya tidak mencapai 15. Apalagi yang pertunjukannya rumit dan kolosal, namun dinilai keseluruhan juri kurang menarik dan berbobot nilai seni maupun kreativitasnya.

Hal-hal tersebut membuat acara ini lebih humanis, menyenangkan dan mengharukan bagi kita yang menonton. Anak-anak akan belajar memahami bahwa keberhasilan dicapai karena kerja keras, namun keberhasilan belum tentu selalu bisa diraih.

Terakhir, yang mau saya sampaikan:
Kalau anak-anak kita sering nonton acara-acara televisi semacam sinetron tak berujung, jurig-jurigan, joget-jogetan, ya nanti yang terstimulasi pada pikiran mereka adalah imajinasi dalam hal itu pula.

Sebaliknya, kalau mau anak kita kreatif, berjiwa seni dan menghargai arti dari kerja keras, arahkanlah mereka agar menonton program-program yang merangsang kreativtias dan rasa seni, mendidik sekaligus menghibur....ya salah satunya Masquerade ini.

Yuk, saksikan Masquerade di hari Minggu nanti!

Salam,
CP

No comments :

Post a Comment