Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Powered by Blogger

December 4, 2009

Mencoba Menikmati Siaran TV Digital

Beberapa waktu yang lalu saya di rumah mencoba menginstall alat set top box yang berfungsi sebagai receiver sinyal TV digital. Dari mana set top box tersebut?
He.he.he..saya dapatkan secara gratis dari kawan baik saya. Kebetulan suaminya bekerja sebagai rekanan Depkominfo dalam proyek implementasi siaran TV digital di Indonesia. Katanya, kalau kita sengaja membeli alat itu di luaran, lumayan lah. Kita harus merogoh kocek sekitar 300-400 ribu rupiah untuk suatu uji coba yang belum tentu jadinya seperti itu. Kalau terima gratis, ya apa salahnya kita ikuti uji coba itu!

Implementasi siaran TV digital?
Bagi anda yang berlangganan siaran TV berbayar, seperti Indovision atau First Media, siaran digital pasti tidak asing, juga dengan alat set top box-nya. Namun yang saya maksud siaran TV digital di sini adalah untuk TV terestrial, yang tidak berbayar.
Iya, pemerintah melalui Depkominfo sejak tahun 2007 mencanangkan satu program peralihan siaran TV analog, yang selama ini dipakai oleh infrastruktur stasiun TV terestrial di Indonesia beserta produk televisi yang ada di masyarakat, ke bentuk siaran TV digital. Dasar dari peralihan ini adalah untuk mengikuti perkembangan teknologi pertelevisiaan yang semakin pesat, dan keuntungan adanya efisiensi kanal frekuensi dengan menggunakan siaran digital (katanya 1 kanal dapat membawa lebih dari 10 program tuh!)
Targetnya, proses peralihan ini berlangsung secara bertahap dari sekarang hingga tahun 2018 sepenuhnya infrastruktur industri siaran televisi sudah menggunakan sistem digital. (Waduh, lama juga ya! Mudah-mudahan kita masih diberi umur.)

Saat ini ada konsorsium beberapa perusahaan penyelenggara siaran TV yang tergabung dalam Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI, bukan KDRT he.he.he..) dan TVRI bersama Telkom sebagai perusahaan plat merah yang sedang menyelenggarakan percobaaan siaran TV digital. Uji coba yang katanya dimulai dari bulan Agustus lalu itu hanya bisa dicicipi oleh kita yang punya alat tadi, konverter yang mengubah sinyal digital dari pemancar siaran digital TV ke dalam bentuk analog supaya bisa dibaca oleh TV kita yang memang analog. Alat dibagikan secara cuma-cuma, hanya saya kurang tahu bagaimana mekanisme pembagiannya. (Yang jelas tidak seperti pembagian kompor dan tabung gas beberapa waktu yang lalu yang melibatkan perangkat pemerintah, kabupaten, kecamatan hingga ke RW/RT)

Percobaan siaran ini dilangsungkan terus sehingga pelaku industri yang berhubungan maupun masyarakat pengguna TV siap. Sayangnya, area yang sudah tercover siaran percobaan ini baru meliputi Jabodetabek, Alhamdulillah termasuk Cikarang ini. Rencananya, percobaan ini akan secara bertahap diperluas hingga meng-cover seluruh Indonesia (belum tahu kapan)

setopbox
Set Top Box yang dipasang (mereknya "FULAN" tuh! si Fulan he.he.he..)

Cukup dengan menancapkan jack kabel antena ke unit set top box, lalu sambungkan dengan kabel AV dari AV out alat tersebut ke input AV televisi kita, kita bisa menikmati siaran digital uji coba tadi. Sebelumnya, setting software-nya untuk mencari kanal siaran digital dari beberapa stasiun TV yang ada.

input
Tancapkan kabel AV dari set top box ke input AV televisi!

Supaya siaran TV yang lainnya, yang analog, tetap bisa dinikmati, kita bisa membuat satu lagi sambungan kabel antena dari antena out set top box ke antena in TV kita. Dengan demikian, kita tinggal memilih modus TV atau Video pada remote TV. TV untuk siaran analog dan Video untuk siaran digital yang melewati alat receiver tadi.

anteve
Gambar Anteve yang biasa agak "bersemut" pun sekarang menjadi jernih dan tajam!

Seperti yang digembar-gemborkan oleh Depkominfo, ternyata memang benar bahwa gambar pada TV yang berasal dari siaran digital jauh lebih bening dan lebih tajam, tanpa ada sedikit pun semut yang menghias layar televisi kita. Suaranya pun lebih bersih dan jernih. Menonton televisi pun menjadi lebih nyaman. Apalagi kita nikmati tanpa membayar!
Sayangnya, stasiun televisi yang bisa kita lihat (sewaktu pertama kali mencoba) baru 6 stasiun: TransTV, Trans7, Anteve, SCTV, MetroTV, dan TV One. Sayangnya lagi, kemarin saya coba, hanya ada 3 stasiun yang ada. Mana nih ujicobanya? Kok berhenti sih?
Selain itu, kok tidak ada TVRInya, katanya termasuk yang melakukan uji coba?

remote
Selain remote yang menjadi kelengkapan, dibagi juga buku tentang peraturan dan perundangan dalam bidang penyiaran (bukunya juga tebal Om! he.he.he..)

Tidak tahu siapa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Tapi tetap saya berharap, perubahan sistem ini bisa berjalan dengan baik tanpa ada yang merasa dirugikan, khususnya masyarakat pemirsa televisi yang harus menyediakan alat set top box atau pun mengganti televisinya dengan televisi digital. Ditambah lagi, yang lebih penting, konten tayangan siaran TV harus lebih cerdas dan mendidik, tidak hanya sekedar menghibur!

CP, Des 2009
http://ceppi-prihadi.blogspot.com
http://harihari-ceppi.blogspot.com

No comments :

Post a Comment