Kalaulah ada satu soal dalam acara Super Family, kuis keluarga di sebuah stasiun televisi, berbunyi:
"Makanan khas apa yang paling populer di kota Cirebon?"
Saya yakin sekali bahwa jawaban nomor 1 adalah "Nasi Jamblang".
Nasi Jamblang? Nasi apaan tuh? Untuk anda yang berasal dari daerah sana, tentunya sangat tidak asing lagi dengan makanan ini. Juga bagi anda yang pernah mengunjungi kota yang dijuluki Kota Udang dan Kota Wali ini, tentu juga pernah mendengar atau bahkan mencicipi makanan khas yang amat populer ini.
Salah satu makanan khas yang paling populer di Cirebon adalah Sega Jamblang atau Nasi Jamblang. Nama Jamblang sendiri berasal dari nama sebuah desa asal para pedagang makanan tersebut (dilewati kalau kita pergi dari Bandung ke Cirebon lewat Sumedang), dulunya. (Ada hubungannya dengan buah jamblang tidak ya? Wah, yang itu saya tidak tahu!)
Konon ceritanya, pada zaman penjajahan Belanda dulu nasi jamblang disediakan untuk para pekerja paksa proyek pembangunan Jalan Raya Pos yang menghubungkan Bandung dengan Cirebon pada masa gubernur jendral Daendels.
Ciri khas nasi ini, yang membedakan dengan makanan dari daerah lain, adalah digunakannya daun jati untuk membungkus nasinya. (Seingat saya, dulu juga daun jati digunakan untuk membungkus daging. Sekarang masih ada nggak ya?)
Lauk-pauknya terdiri dari tahu tempe, paru-paru, semur ati atau daging, 'balakutak' (cumi-cumi yang dimasak dengan 'tinta'-nya), perkedel, sate kentang, sate telur puyuh, sate usus, telur dadar, telur sambal goreng, sambal goreng cabe, dan lain-lain.
Untuk anda yang belum tahu atau melihat nasi jamblang ini, gambarannya adalah nasi kucing yang dijajakan angkringan yang menjamur di daerah kita. Mirip-mirip lah! Hanya ya itu, rasanya berbeda. Daun jati dan sambal goreng cabenya yang membuatnya berbeda.
Warung nasi jamblang yang tersohor adalah yang dimiliki oleh Mang Dul. Benar-benar terkenal, bahkan nama ini diidentikkan dengan nasi jamblang Cirebon. Lokasinya adalah di jalan Gunung Sari (bukan Gunung Sahari-nya ya!) Cirebon, tidak jauh dari Grage Mall, sebuah mal yang pasti dikenal oleh semua warga Cirebon.
Orang-orang bilang warung Mang Dul ini sering didatangi pejabat-pejabat pemerintahan Cirebon baik yang dulu maupun yang sekarang, untuk makan tentunya .. hehehe ... bukan untuk inspeksi. Bahkan, selebritis ibukota pun banyak yang pernah singgah di warung ini, termasuk saya...hahaha....
Dengan jam operasional dari jam 05.00 hingga sekitar jam 14.00 warung Mang Dul yang menyajikan menu yang beraneka ragam dengan harga relatif terjangkau, menjadi magnet kuat bagi perut pelancong yang sedang berada di kota pelabuhan di ujung timur Jawa Barat ini.
Warung Nasi Jamblang Mang Dul...tersohor ke seluruh Cirebon
Kalau mau ke tempat Mang Dul, patokannya adalah Grage Mall. Sebutlah Grage Mall kepada seseorang yang anda tanya, maka dia dengan mudah bisa menunjukkan arahnya kepada anda. Dan letak warung Mang Dul ini adalah di seberah jalan arah timur dari mal ini.
Pusat Perbelanjaan Grage Mall
Sekedar informasi, Grage Mall ...setahu saya... adalah mal pertama yang dibangun di kota Cirebon. Bagi anda yang bukan orang Cirebon jangan sekali-sekali bingung melafalkan "Grage" ini. Baca saja apa adanya, yaitu "grage" karena kata ini bukanlah nama dari bahasa asing, bahasa Perancis maupun Jerman ataupun yang lain. Bukan! "Grage" ini berasal dari istilah "Garage" dalam bahasa Belanda yang berarti garasi, namun sudah menjadi nama sebuah daerah di kota Cirebon. Memang dulunya, saya pernah dengar dari bapak saya almarhum, ada garasi/pool bis di sekitar itu sehingga orang Cirebon menyebut daerah itu Grage. Dan setelah seorang pengusaha pribumi asal Cirebon menyulap area yang tadinya berupa stadion dan kolam renang menjadi sebuah pusat perbelanjaan dan hotel berkelas internasional, nama Grage menjadi identik dengan Mal Grage atau Grage Mall, sekaligus menjadi salah satu landmark kota Cirebon.
Lucu dan unik sekaligus nama itu.
Inilah ilustrasi nasi jamblang dari Mang Dul. Terlihat enak dan nikmat bukan? (foto bukan hasil bidikan saya, melainkan dari sini)
Nyam..nyam..nyam…maknyos…tangan kiri memegang piring dengan nasi beralaskan daun jati, dan tangan kanan mengambil nasi plus lauk dan memasukkannya ke dalam mulut kita….hap!
Tampaknya, tidak jauh dengan nasi kucing bukan? Hanya daun jati itu membuat nasinya wangi khas dan lebih awet segarnya.
Anda yang mau pergi ke arah Jawa Tengah ataupun Jawa Timur lewat Pantura atau pun dalam perjalanan pulangnya, sekali-sekali sempatkanlah mampir di kota kuliner Cirebon, untuk menikmati Nasi Jamblang ini. Tidak akan menyesal deh!
Selain di Warung Mang Dul, kita juga bisa menikmati nasi jamblang Pelabuhan di dekat Pelabuhan Cirebon, yang kata sebagian orang, lebih mantap sambalnya. Sayangnya, saya belum sempat ke sana sehingga belum bisa memberikan referensi.
Salam Kuliner,
No comments :
Post a Comment