Ada sebuah tempat yang sangat dibutuhkan dan dicari kita, khususnya jika kita sedang berada di luar rumah. Pada saat di luar rumah itu, kadang-kadang tubuh kita diberikan sinyal oleh organ tubuh kita di dalam untuk mengeluarkan sesuatu, alias membuang hajat, baik hajat kecil maupun hajat besar. Nah, untuk melakukan pembuangan hajat itu, kita yang merasa beradab dan biasa hidup bersih tentunya membutuhkan tempat khusus, yang tertutup dan tersedia air bersih. Bukan di tempat terbuka seperti di balik pohon atau pun semak-semak. Apalagi di balik mobil yang sedang parkir …hehehe…pas lagi berlangsung tiba-tiba mobilnya jalan…hiyyy…!
Tempat itu bernama toilet umum (public toilet). Dengan menyandang nama “umum”, penggunanya benar-benar umum, siapa pun bisa pakai. Bisa orang dewasa bisa anak-anak, bisa orang kaya bisa juga orang miskin. Biasanya tergantung lokasi di mana toilet itu berada. Toilet yang berada di hotel atau restoran berbintang, tentu penggunanya adalah orang-orang yang mampu berada di sana, yang pastinya dari kalangan berada. Sementara toilet yang berada di terminal bis antar kota, penggunanya lebih beragam.
Jika terdapat lebih dari satu kamar, biasanya toilet tersebut dibedakan berdasarkan jenis kelamin pengguna, laki-laki dan perempuan. Jadilah “toilet laki-laki” dan “toilet wanita”, bahkan di beberapa tempat tulisannya cukup “Men” dan “Ladies” yang mungkin sebagian dari masyarakat kita tidak begitu paham artinya, mereka hanya tahu tempat yang bertuliskan itu adalah tempat membuang hajat. Atau mungkin juga hanya simbol gambar orang dengan badan lurus dan orang dengan badan segitiga, tentu yang segitiga maksudnya adalah wanita yang diidentikkan dengan pakaian rok (padahal tidak sedikit wanita yang tidak menggunakan rok ikut masuk…hihi…).
Dengan status “umum” itu pula, toilet umum sangat berpotensi untuk tidak disukai karena kebersihan yang tidak terjaga dan kekurangnyamanan karena kita merasa bahwa pengguna toilet adalah banyak orang, sudah berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus orang membuang “hajat”nya ke tempat yang sama. Dengan perawatan yang kurang dari pengelola dan keragaman sikap dan perilaku orang-orang yang menggunakannya (ada yang bersih ada pula yang jorok), toilet umum bisa menjadi sarang penyakit dan sumber bau. Tidak heran, ada sebagian dari kita yang menghindari mendekati toilet umum di terminal karena tidak tahan dengan baunya, hanya lewat saja sudah tidak mau. Bahkan yang merasa ingin buang hajat pun, perasaannya itu cukup ditahan saja meskipun menyiksa diri. “Daripada mencium bau pesing WC umum bikin gue muntah, mendingan gue tahan biar pun tersiksa!” mungkin seperti itu pikiran kita yang menghindari masuk toilet umum di terminal.
Ya itulah, toilet umum. Dicari tetapi sekaligus dijauhi, dibutuhkan tetapi juga sekaligus tidak disukai. Namun demikitan, tetap karena toilet sangat dibutuhkan, toilet umum menjadi fasiltas yang mutlak ada di tempat-tempat umum. Di beberapa tempat seperti di rumah-rumah makan di luar kota, sering keberadaan toilet ditonjolkan, sehingga tulisan seperti “ADA TOILET” dibuat besar-besar supaya terlihat orang dair kendaraan yang sedang melaju. Di tempat keramain pun, seperti misalnya terminal atau pasar, tulisan “TOILET” biasanya bisa dibaca dari jarak cukup jauh. Tulisan yang mengundang orang agar datang ke sana. Setor hajat dan tentu setor uang kepada penjaganya.
Bagi seorang pengusaha yang kreatif, toilet bisa menjadi poin penarik perhatian (Point of Interest) tempat usahanya. Kebutuhan yang amat tinggi akan keberadaan toilet umum dari orang-orang yang sedang bepergian akan mudah dipicu dengan toilet yang menawarkan kelebihan dari toilet yang lain. Kelebihan itu utamanya adalah masalah kebersihan ruangan dan ketersediaan air bersih. Ditambah lagi misalnya, pengunjung toilet tidak perlu antri lama untuk mendapatkan gilirannya, itu bisa menjadi daya tarik kuat. Dengan kelebihan itu, akan lebih banyak orang datang ke tempat usaha tersebut, selain masuk dan menggunakan toilet yang tersedia, juga tentunya akan memanfaatkan produk atau layanan di sana, yang sebenarnya menjadi bisnis utama.
Satu model sebagai contoh, adalah toilet yang berada di SPBU MURI (Begitulah orang biasa menyebutnya), sebuah pom bensin/SPBU yang berada di Tegal, Jawa Tengah. SPBU ini sangat menonjolkan dan mempromosikan toilet andalannya, dengan adanya spanduk-spanduk bertulisankan “SPBU dengan toilet terbanyak di Indonesia”. Dengan fasilitas toilet yang terdiri dari 15 kamar mandi wanita dan 12 kamar mandi pria dan 40 urinoir yang tentunya buat pria - sehingga mendapatkan sertifikat MURI – sangat sulit mencari tempat lain, apakah itu SPBU, rumah makan ataupun rest area di jalan tol, yang bisa menjadi tandingan. Dengan jumlah kamar mandi dan urinoir sebanyak itu dijamin kita yang lagi kebelet tidak perlu berlama-lama menunggu dengan antri untuk bisa melepas hajat kita.
Dengan daya tarik toilet seperti itu, orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh yang melewati daerah Tegal, akan tertarik dengan kuat untuk mampir di SPBU ini untuk melepaskan hajatnya. Dan biasanya, tidak hanya sekedar itu, setelahnya mereka akan sekalian mengisi bahan bakar kendaraannya. Juga membeli sesuatu di mini market atau makan dan minum di cafetaria yang tersedia di lokasi SPBU ini. Satu terobosan yang patut ditiru oleh para pengusaha lain!
Terlihat deretan urinoir yg berada di dalam toilet pria di SPBU Muri Tegal.
Anda para wanita cukup melihat foto ini saja karena tentunya anda tidak boleh masuk ke dalamnya. Sayangnya tidak terlihat seorang pun laki-laki yang sedang memanfaatkan urinoir ini...hehehe..(nggak sopan lagi, kalau ada orangnya).
Berbicara soal lain yang masih berhubungan dengan toilet, saya pernah masuk ke toilet di sebuah perusahaan di sebuah kawasan industri. Pada saat saya melaksanakan BAK, perhatian saya tertuju pada kertas bertuliskan informasi, di atas urinoir pada dinding di depan saya. Informasinya adalah “Kenali Kesehatan Anda Lewat Warna Air Seni”, yang menurut saya cukup bermanfaat. Informasi mengenai kesehatan yang berhubungan dengan air seni, sangat relevan dengan lokasi toilet di mana orang yang membacanya, bisa langsung memperhatikan/mempraktekkan apa yang ditulis di informasi tersebut.
Kenali Kesehatan Anda Lewat Warna Air Seni
Kebetulan toilet tersebut memang toilet perusahaan, jadi tentunya pihak manajemen perusahaan bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kesehatan para karyawannya. Tapi tidak tertutup kemungkinan, bisa juga manajemen mengkampanyekan program-program perusahaan dengan menempelkan informasi di dinding toilet, yang sangat mudah terbaca.
Keterekposan sebuah toilet umum terhadap pengunjung, dengan tingkat kunjungan yang cukup tinggi dari para pembuang hajat, sebenarnya menjadi potensi bagi pengelola toilet untuk membuka lahan bagi dipasangnya iklan produk atau layanan dalam bentuk poster atau pamflet yang bisa dipasang di dinding toilet. Saya pernah menemukan iklan di atas urinoir, untuk produk obat penyakit ginjal. Sangat relevan! Tetapi menurut saya, tidak hanya yang berhubungan dengan hajat-hajatan saja iklan ini, produk atau layanan lain pun tidak masalah. Orang pasti akan membacanya. Dan ini akan menjadi tambahan pemasukan bagi pengelola toilet, dari jasa pemasangan iklan. Ide bagus bukan?
Satu lagi mengenai toilet yang ingin saya ungkapkan, yaitu ketersediaan sarana buang air yang memadai dan bisa termanfaatkan oleh pengunjung. Untuk buang air kecil, biasanya tersedia urinoir yang lebih praktis, ketimbang kloset yang membutuhkan ember atau bak plus gayungnya. Dengan catatan, air pembilas selalu mengalir dengan pancaran yang normal. (Kalau muncrat, air kotor bisa kena celana kita…najis deh!…Apalagi kalau membuat celana kita basah di bagian persimpangan. Alamat buruk! Bisa kayak Mr. Bean kita.)
Untuk buang air besar, tersedia kloset jongkok atau pun kloset duduk. Repotnya, orang kita banyak yang tidak terbiasa dengan kloset duduk, dan mereka tetap jongkok di atas kloset duduk dengan menggunakan alas kaki. Sayang bukan? Dan tentunya kloset akan menjadi kotor. Saya pribadi pun, kurang nyaman untuk duduk di kloset duduk toilet umum, mengingat sikap orang kita yang sering seenaknya, ditambah petugas kebersihan yang kurang disiplin menjalan tugasnya merawat toilet.
Yang lebih parah lagi adalah toilet kering, di mana kita tidak bisa mendapatkan air untuk membersihkan badan selepas buang hajat. Memang disediakan tissue gulung untuk membersihkan, tetapi berapa orang sih orang Indonesia yang mau “cebok” hanya dengan menggunakan tissue. Ogah ah!…
Jadi hal ini harus dipikirkan oleh para pengusaha hotel, tempat hiburan umum, restoran/rumah makan dan tempat-tempat umum lainnya sebelum membangun toilet umum. Jangan sampai, toilet yang ada tidak benar penggunaannya. Nantinya cepat kotor atau pun rusak. Fasilitas toilet tidak perlu terlalu modern, yang penting selalu bersih.
Mengenai urinoir, sering dilupakan oleh yang membangun toilet, adanya urinoir untuk anak-anak. Tinggi urinoir umumnya disesuaikan untuk orang dewasa, sehingga pada saat anak-anak menggunakannya, mereka mengalami kesulitan. Masak sih kita orang tuanya harus menggendongnya pada saat mereka “pipis”! Capek deh…
Saya akan sangat berterima kasih jika sebuah toilet menyediakan urinoir khusus anak-anak ini. Anak-anak kan butuh buang air kecil juga! Dan biarkan mereka melakukannya sendiri.
Urinoir khusus anak-anak, di toilet sebuah bioskop. Anda yang dewasa, gak boleh di situ!…hehehe…
Ayo dong, para pengusaha!. Buatlah toilet menjadi daya tarik tempat usaha anda. Dengan menawarkan kelebihan toilet di tempat usaha anda, niscaya usaha anda akan lebih maju dan makin banyak dikunjungi orang. (CP, Des 2010)
Salam Toilet,
kalo saya pulang ke semarang pasti mampir ke spbu tersebut.
ReplyDeletememang bersih, saya kadang kalo toilet nga bersih nga bisa keluar.. lebih baik tahan dan cari hotel terdekat pura2 jadi tamu atau nunggu tamu. he he he
Salam dari hati
http://distro-indonesia.com
haha salam toilet pak...
ReplyDeleteextra joosssss
ReplyDeletewww.miesehati.wordpress.com
i like this
ReplyDelete@all:
ReplyDeleteSalam toilet yang wangi dan bersih...