Acara Opera Van Java di TransTV yang sedang naik daun atau juga acara contekannya di stasiun TV lain, sering menampilkan adegan lucu (Apa tidak lucu ya?) pemukulan atau kejahilan para pemainnya terhadap pemain lain yang menggunakan barang-barang tiruan dari aslinya yang terbuat dari styrofoam. Pada saat adegan itu terjadi, selalu di layar ditampilkan teks “Properti yang digunakan terbuat dari bahan lunak dan tidak membahayakan”. Di setiap episode, selalu ada adegan seperti itu, dan dalam satu episode tayangan, beberapa kali teks tersebut muncul, yang artinya adegan serupa, meskipun propertinya berbeda, terjadi beberapa kali.
Seorang rekan blogger di Kompasiana menyoroti adegan itu dari aspek psikologis, bahwa adegan pemukulan atau apapun bentuknya yang menggunakan properti tersebut meskipun barang tiruan berpotensi mengajarkan sikap kekerasan terhadap anak-anak yang menjadi salah satu komponen penonton terbesarnya. Kelucuan slapstik yang ditonjolkan di acara itu yang sebenarnya tidak mendidik masyarakat (kasarnya sih tidak lucu), akan mendorong anak-anak yang belum mengerti (dan belum bisa membaca juga) untuk meniru adegan kekerasan tersebut.
Dari aspek lain, memang benar properti (barang-barang) tiruan tersebut tidak melukai pemain yang dipukul atau yang dijahili. Namun kalau kita pikir lebih mendalam, akan timbul pertanyaan. Apakah benar properti itu tidak membahayakan? Tidak membahayakan buat siapa?
Bahannya memang lunak, mudah patah ataupun hancur kalau dipukulkan atau dipukul atau pun ditendang, sehingga tidak mencederai para pemain yang menjadi korban kelucuan atau kejahilan itu. Namun, bagaimana sisa barang-barang/ properti tadi yang sudah rusak selesai syuting acara? Dibuang tentunya.
Dibuang ke mana?
Itu dia!
Hampir semua kita tahu bahwa styrofoam adalah salah satu jenis material plastik yang tidak bisa didaur ulang, tidak bisa diolah dan dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang berguna. Dibiarkan di alam pun sampai ratusan tahun tidak musnah-musnah, karena tidak ada mikroorganisma yang mau mengurainya (nggak enak, kata si mikroba). Satu-satunya cara memusnahkan styrofoam ini adalah dengan cara dibakar. Namun dengan dibakar pun, pasti ada sisa abu berupa karbon atau senyawa lain yang kemungkinan besar juga tidak bisa diurai. Belum lagi asap hasil pembakaran itu menjadi gas yang baunya tidak sedap untuk dihirup selain beresiko membahayakan kesehatan.
Memang bandel si styrofoam ini!
Lingkungan ini makin rusak dengan banyaknya styrofoam, baik dibiarkan menumpuk maupun dibakar.
Mengapa acara seperti OVJ ini di setiap episode-nya selalu memaksakan ada barang yang terbuat styrofoam? Apakah supaya komedinya menjadi lebih lucu karena ada adegan pemukulan atau kejahilan di antara pemain dengan digunakannya barang-barang yang justru akhirnya rusak? Atau ada faktor lain, misalnya karena ada sponsor perusahaan styrofoam yang ingin produknya laku dibeli dan digunakan?
Memang bukan hanya dalam acara tersebut styrofoam digunakan, di kehidupan sehari-hari juga kita terlalu akrab dengan styrofoam, yang sebenarnya berbahaya untuk lingkungan. Namun, untuk acara yang menghibur seperti ini, mengapa juga harus menggunakan bahan2 yang berbahaya? Ingat lho, di banyak negara styrofoam ini sudah dilarang penggunaannya!
Kalau kita mau lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan, kita harus menuntut kepada produser acara OVJ agar tulisan yang muncul pada setiap berlangsung adegan kelucuan yang menggunakan properti tersebut menjadi “Properti ini terbuat dari bahan yang berbahaya untuk lingkungan, meskipun tidak mencederai tubuh”
Setuju kan?
Kalau tidak setuju, silakan hirup banyak-banyak gas asap pembakaran styrofoam ini...he.he.he...
Salam,
CP, Feb 2010
http://umum.kompasiana.com/2010/02/25/ovj-properti-yang-berbahaya/
February 25, 2010
OVJ: Properti Yang Berbahaya
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Mampir perdana di sini Mas :)
ReplyDeleteMemang adegan2 tersebut walaupun tidak berbahaya nyata tidak mendidik sama sekali, terutama buat anak2 yang belum bisa mencerna ini dengan baik.
Untuk isu lingkungannya saya juga setuju aja mas hehehe
benar sekali brother. bukan hanya persoalan efek dari acara tersebut. tapi juga bahan dasar yang digunakan properti. kompleks sekali sebenarnya. critical seperti ini sudah sering dilontarkan pada awak OVJ, tapi sepertinya kurang dipertimbangkan. kita butuh lebih banyak lagi pemikiran-pemikiran kritis seperti ini.
ReplyDelete